Kontrol Budidaya Buah Melon di Greenhouse




 1. Pendahuluan[kembali]

Dalam dunia elektronika digital, sistem penghitung (counter) memegang peranan penting dalam berbagai aplikasi, seperti pengukuran waktu, pengendalian proses, dan konversi data. Salah satu komponen yang umum digunakan dalam perancangan counter adalah IC 74ALS163, yaitu sebuah synchronous 4-bit binary counter yang memiliki fitur lengkap, seperti clearloadenable, dan clock. IC ini bekerja secara sinkron, artinya semua flip-flop internal dikendalikan oleh sinyal clock yang sama, sehingga menghasilkan performa yang lebih stabil dan presisi dibandingkan counter asynchronous.

Sementara itu, counter MOD 8 merupakan jenis penghitung yang memiliki 8 keadaan (dari 0 hingga 7) sebelum kembali ke kondisi awal. MOD 8 berarti modulus-nya adalah 8, atau dalam biner adalah 3-bit counter (2³ = 8). Counter ini dapat dibentuk dengan berbagai cara, termasuk menggunakan IC seperti 74ALS163 yang disusun dan dikendalikan dengan logika tambahan agar menghasilkan keluaran berulang setiap 8 pulsa clock. Penggunaan gerbang logika seperti AND dan flip-flop juga umum dilakukan dalam pembuatan counter MOD tertentu, tergantung pada kebutuhan sinkronisasi dan kecepatan sistem.

Dengan menggabungkan pemahaman tentang karakteristik IC 74ALS163 dan prinsip kerja counter MOD 8, kita dapat merancang sistem penghitung digital yang efisien dan dapat diandalkan untuk berbagai kebutuhan kontrol dan pemrosesan data digital. 

 2. Tujuan[kembali]
  • Dapat mengetahui bentuk rangkaian dari budidaya tanaman tomat organik di rumah kaca 
  • Mengetahui prinsip kerja dari sensor yang digunakan

 3. Alat dan Bahan[kembali]

 Alat


   1. Voltmeter DC

Spesifikasi

  1. Rentang pengukuran: Ini mengacu pada rentang tegangan yang dapat diukur oleh voltmeter. Misalnya, voltmeter mungkin memiliki rentang pengukuran antara 0 hingga 10 volt atau 0 hingga 1000 volt.
  2. Akurasi: Ini adalah tingkat ketepatan voltmeter dalam mengukur tegangan. Akurasi biasanya dinyatakan dalam persentase kesalahan maksimum. Sebagai contoh, voltmeter mungkin memiliki akurasi ±1% yang berarti kesalahan maksimum yang mungkin terjadi adalah 1% dari nilai yang diukur.
  3. Resolusi: Resolusi mengacu pada jumlah digit yang ditampilkan pada voltmeter. Resolusi yang lebih tinggi berarti voltmeter dapat menampilkan angka yang lebih rinci. Sebagai contoh, voltmeter dengan resolusi 3 digit dapat menampilkan angka hingga tiga angka di belakang koma.
  4. Impedansi input: Ini adalah resistansi internal voltmeter terhadap arus listrik yang melewati alat. Impedansi input yang lebih tinggi pada voltmeter memungkinkan pengukuran tegangan yang lebih akurat tanpa mengganggu sirkuit yang sedang diukur.
  5. Jenis input: Voltmeter dapat dirancang untuk mengukur tegangan searah (DC) atau tegangan bolak-balik (AC). Beberapa voltmeter juga dapat mengukur kedua jenis tegangan.


 2. Battery


Spesifikasi dan Pinout Baterai

  • Input voltage: ac 100~240v / dc 10~30v
  • Output voltage: dc 1~35v
  • Max. Input current: dc 14a
  • Charging current: 0.1~10a
  • Discharging current: 0.1~1.0a
  • Balance current: 1.5a/cell max
  • Max. Discharging power: 15w
  • Max. Charging power: ac 100w / dc 250w
  • Jenis batre yg didukung: life, lilon, lipo 1~6s, lihv 1-6s, pb 1-12s, nimh, cd 1-16s
  • Ukuran: 126x115x49mm
  • Berat: 460gr
 
 

 3. Power


 

 
    Spesifikasi: 

  1. Daya listrik (Power supply): Ini mengacu pada daya yang diberikan oleh sumber listrik ke peralatan elektronik. Daya ini diukur dalam watt (W). Spesifikasi daya listrik mencakup tegangan input yang diperlukan (misalnya 110V atau 220V AC) dan frekuensi (misalnya 50Hz atau 60Hz).
  2. Konsumsi daya (Power consumption): Ini adalah jumlah daya yang dikonsumsi oleh peralatan elektronik saat beroperasi. Konsumsi daya juga diukur dalam watt (W) dan umumnya dicantumkan dalam spesifikasi produk. Informasi ini membantu untuk mengetahui berapa banyak daya yang diperlukan oleh peralatan tersebut dan mempengaruhi kebutuhan daya listrik yang dibutuhkan.
  3. Daya output (Power output): Jika Anda merujuk pada peralatan yang menghasilkan daya, seperti power amplifier atau power bank, spesifikasi power output akan memberikan informasi tentang daya yang dihasilkan oleh perangkat tersebut. Ini juga diukur dalam watt (W) dan mungkin mencakup spesifikasi daya maksimum dan daya kontinu yang dapat dihasilkan.


Bahan

 1.  Sensor MQ-3


       

       

Spesifikasi: 

ParameterNilai
Jenis Gas yang DideteksiAlkohol (Etanol), Benzin, Uap Organik
Tegangan Kerja (Vcc)5V DC
Tegangan OutputAnalog 0 – 5V (tergantung konsentrasi gas)
Konsumsi Arus< 150 mA
Waktu Pemanasan (Preheat Time)20 detik – 1 menit (optimal: 24 jam)
Suhu Operasional-10°C ~ 50°C
Kelembapan Operasional95% RH atau kurang
Rentang Konsentrasi Gas0.05 – 10 mg/L (alkohol di udara)
Tipe OutputAnalog (dan digital jika menggunakan modul)




2. Sensor LM35

Sensor Suhu LM35 digunakan untuk mendeteksi suhu ruangan dengan output sebesar 10mV/Celcius.





Spesifikasi Sensor suhu IC LM35  : 
  • Memiliki sensitivitas suhu, dengan faktor skala linier antara tegangan dan suhu 10 mVolt/ºC, sehingga dapat dikalibrasi langsung dalam celcius. 
  • Memiliki ketepatan atau akurasi kalibrasi yaitu 0,5ºC pada suhu25ºC  
  • Memiliki jangkauan maksimal operasi suhu antara -55 ºC sampai +150 ºC. 
  • Bekerja pada tegangan 4 sampai 30 volt. Memiliki arus rendah yaitu kurang dari 60 µA. 
  • Memiliki pemanasan sendiri yang rendah (low-heating) yaitu kurang dari 0,1 ºC pada udara diam. 
  • Memiliki impedansi keluaran yang rendah yaitu 0,1 W untuk beban 1 mA. Memiliki ketidaklinieran hanya sekitar ± ¼ ºC.

3. Vibration Sensor




Spesifikasi :
  • Vsuplai : DC 3.3V-5V
  • Arus : 15mA
  • Sensor : SW-420 Normally Closed
  • Output : digital
  • Dimensi : 3,8 cm x 1,3 cm x 0,7 cm
  • Berat : 10 gr





4. Touch sensor


Spesifikasi: 
  • Konsumsi daya yang rendah
  • Bisa menerima tegangan dari 2 ~ 5.5V DC
  • Dapat menggantikan fungsi saklar tradisional
  • Dilengkapi 4 lobang baut untuk memudahkan pemasangan
  • Tegangan kerja : 2v s/d 5.5v (optimal 3V)
  • Output high VOH : 0.8 VCC (typical)
  • Output low VOL : 0.3 VCC (max)
  • Arus Output Pin Sink (@ VCC 3V, VOL 0.6V) : 8 mA
  • Arus Output pin pull-up (@ VCC=3V, VOH=2.4V) : 4 mA
  • Waktu respon (low power mode): max 220 ms
  • Waktu respon (touch mode): max 60 ms
  • Ukuran: 24 mm x 24 mm x 7.2 mm

5. Sensor Kelembaban udara (DHT11)




Spesifikasi: 


6. IC 7482







Spesifikasi: 

ParameterSpesifikasi
Fungsi utamaMembandingkan dua bilangan biner 8-bit
Tipe keluaranTTL (kompatibel dengan logika TTL lainnya)
Jumlah bit8-bit (A0–A7 dan B0–B7)
OutputGT (Greater Than), EQ (Equal), LT (Less Than)
Tegangan Operasi4.75V – 5.25V (typ. 5V)
Tipe paketDIP-24 atau varian lain (bisa tergantung produsen)
Propagation DelaySekitar 35 ns (tergantung suhu dan beban)
Power DissipationSekitar 120 mW (typical TTL power)
10.IC 74192

Spesifikasi :


11. IC 7447
Spesifikasi :
ParameterNilai Typical
Vcc5V
Iout–16 mA (sink current) per output
VIH (logika HIGH)≥ 2V
VIL (logika LOW)≤ 0.8V

12.Gerbang XOR


Spesifikasi :
ParameterNilai Typikal
Tegangan Operasi (Vcc)4.75 – 5.25 V
Tegangan Input Tinggi (VIH)Min 2.0 V
Tegangan Input Rendah (VIL)Max 0.8 V
Tegangan Output Tinggi (VOH)Min 2.7 V (pada IOH = -400 µA)
Tegangan Output Rendah (VOL)Max 0.4 V (pada IOL = 8 mA)
Waktu Propagasi (tpd)±10 ns (TTL), ±60-100 ns (CMOS)
Arus Quiescent (ICC)±2 mA (TTL), ±1 µA (CMOS)

13.Gerbang OR 4 inputan


Spesifikasi :
ParameterDeskripsi
NamaGerbang OR (OR Gate)
Simbol Logika≥1 (atau berbentuk panah melengkung ke kanan dengan dua input)
Jumlah Input2 atau lebih
Jumlah Output1
Tabel KebenaranOutput akan HIGH (1) jika salah satu atau kedua input bernilai 1
Fungsi LogikaY = A + B (tanda + berarti logika OR, bukan aritmatika)
JenisGerbang logika dasar

14. Potensiometer



Spesifikasi: 

  1. Nilai Resistansi: Spesifikasi ini mencantumkan nilai resistansi potensiometer. Nilai resistansi dapat bervariasi, misalnya, potensiometer 10K memiliki resistansi 10.000 ohm (10 kiloohm). Nilai resistansi ini menentukan rentang resistansi yang dapat disesuaikan oleh potensiometer.
  2. Toleransi: Toleransi resistansi mengacu pada kisaran persentase di mana nilai resistansi potensiometer dapat bervariasi dari nilai yang ditentukan. Misalnya, jika potensiometer memiliki toleransi ±10%, maka nilai resistansi yang sebenarnya dapat berbeda hingga 10% dari nilai yang ditentukan.
  3. Daya nominal: Ini adalah daya maksimum yang dapat ditangani oleh potensiometer tanpa merusak komponen. Daya biasanya diukur dalam watt (W) dan memberikan gambaran tentang seberapa besar potensiometer dapat menangani arus listrik tanpa mengalami overheating atau kerusakan.
  4. Jenis Potensiometer: Ada beberapa jenis potensiometer yang tersedia, termasuk potensiometer linier dan potensiometer logaritmik (log potensiometer). Jenis potensiometer ini memiliki kurva resistansi yang berbeda saat putaran atau penggeseran digunakan.
  5. Jumlah Putaran: Potensiometer dengan lebih dari satu putaran memberikan presisi yang lebih tinggi dalam mengatur resistansi. Jumlah putaran biasanya dinyatakan dalam putaran lengkap atau putaran parsial (misalnya, 1 putaran, 10 putaran, 270 derajat, dll.).


15. Transistor NPN




Spesifikasi: 



16. Transistor PNP


Spesifikasi :
ParameterDeskripsi
Jenis TransistorPNP Bipolar Junction Transistor (BJT)
Polarisasi AktifEmitor harus lebih positif dari basis (VEB ≈ 0.7 V)
Arus MengalirDari Emitor ke Kolektor (arah arus konvensional)
Penguatan Arus (β / hFE)Sekitar 100–300 (tergantung jenis dan kondisi operasi)
Tegangan Maks. VCESekitar 20–60 V (tergantung tipe transistor)
Arus Kolektor Maks. ICBiasanya antara 100 mA sampai 800 mA (untuk PNP kecil seperti BC557)
Disipasi Daya Maks.500 mW – 800 mW (untuk transistor kecil)
Kemasan UmumTO-92, SOT-23, TO-220 (untuk daya besar)
Contoh TipeBC557, 2N2907, A733, S8550, TIP42 (daya besar)


17. Relay


Spesifikasi:



Konfigurasi: 



18. Motor DC



Spesifikasi: 


19. Op Amp


Spesifikasi:




20. Gerbang AND


Spesifikasi  :

  • Catu daya : 3 V - 15 V
  • Fungsi : Quad 2-Input AND Gate
  • Propagation delay : 55 ns
  • Level tegangan I/O : CMOS
  • Kemasan : DIP 14-pin

21. Inverter (Not)




Spesifikasi



22. Dioda



Spesifikasi:

  1. Tegangan sebalik (Reverse Voltage): Ini adalah tegangan maksimum yang dapat diterapkan pada dioda dalam arah sebalik (reverse direction) tanpa menyebabkan kerusakan. Jika tegangan sebalik melebihi spesifikasi ini, dioda dapat mengalami breakdown dan mengalirkan arus yang signifikan dalam arah sebalik.
  2. Tegangan maju (Forward Voltage): Tegangan maju adalah tegangan yang diperlukan untuk mengaktifkan dioda dan menyebabkan aliran arus melalui dioda dalam arah maju. Tegangan maju bervariasi tergantung pada jenis dan bahan dioda, seperti dioda silikon memiliki tegangan maju sekitar 0,6 hingga 0,7 volt, sementara dioda germanium memiliki tegangan maju sekitar 0,2 hingga 0,3 volt.
  3. Arus maju maksimum (Forward Current): Ini adalah arus maksimum yang dapat dialirkan melalui dioda dalam arah maju tanpa menyebabkan kerusakan. Melebihi spesifikasi ini dapat menyebabkan pemanasan berlebih pada dioda dan mengakibatkan kegagalan.
  4. Waktu pemulihan (Recovery Time): Ini adalah waktu yang diperlukan untuk dioda untuk beralih dari kondisi berhenti (reverse bias) ke kondisi aktif (forward bias) setelah tegangan sebalik dihilangkan. Waktu pemulihan mempengaruhi kemampuan dioda untuk digunakan dalam aplikasi berfrekuensi tinggi.
  5. Daya dissipasi (Power Dissipation): Daya dissipasi adalah daya maksimum yang dapat diserap oleh dioda tanpa menyebabkan kerusakan. Daya dissipasi biasanya diukur dalam watt dan tergantung pada kemampuan dioda untuk menyerap panas.


23.  Ground




24. Switch atau Button




Spesifikasi:









25. LED




Spesifikasi:


 26.Cammon Katoda


Spesifikasi:

SpesifikasiKeterangan
Jenis TampilanLED (Light Emitting Diode)
TipeCommon Anode (CA) atau Common Cathode (CC)
Jumlah Segmen7 segmen utama (a–g) + 1 titik desimal (dp) opsional
Tegangan Maju (VF)Sekitar 1.8 – 2.2 V per segmen (tergantung warna LED)
Arus Maju (IF)Sekitar 5 – 20 mA per segmen
Tegangan Reverse Maks.Biasanya 5 – 10 V
Power Dissipation Maks.Sekitar 100 mW – 150 mW per digit
Ukuran DisplayUmum: 0.28", 0.36", 0.56", 1", dst (tergantung kebutuhan tampilan)
Warna LEDMerah (umum), Hijau, Kuning, Biru, Putih
Material UmumEpoxy Resin, dengan LED internal berbahan GaAs, GaP, atau InGaN
Resistor EksternalDiperlukan untuk membatasi arus ke setiap segmen
Kemasan FisikDIP 10 pin, 12 pin, atau SMD (untuk multi-digit)

 4. Dasar Teori[kembali]




3. Vibration Sensor



Pinout:



Vibration sensor adalah perangkat yang dapat mengukur jumlah dan frekuensi getaran yang terdapat pada sebuah sistem, mesin dan beberapa perangkat tertentu. Pengukuran tersebut bisa digunakan untuk melakukan pendeteksian pada masalah lain yang terdapat pada sebuah aset dan melakukan prediksi pada kerusakan yang akan terjadi di masa mendatang.

Grafik respon:




4. Touch sensor

Touch Sensor atau Sensor Sentuh adalah sensor elektronik yang dapat mendeteksi sentuhan


Pinout: 

Grafik respon:


5. Sensor Kelembaban udara (DHT11)

Sensor kelembaan adalah suatu alat ukur yang digunakan untuk membantu dalam proses pengukuran atau pendifinisian yang suatu kelembaban uap air yang terkandung dalam udara.

Pinout: 
Grafik:



6. IC 7482





Pinout: 





Karakteristik :

1.






Tabel Kebenaran


IC 7482 adalah 4-bit binary adder/subtractor yang merupakan bagian dari keluarga TTL (Transistor-Transistor Logic) seri 7400. IC ini digunakan untuk melakukan operasi penjumlahan atau pengurangan dua buah bilangan biner 4-bit. Komponen ini memiliki dua masukan data 4-bit (A dan B), satu input carry-in (C_in), dan satu output carry-out (C_out). Operasi dasar dari IC 7482 bergantung pada kondisi sinyal carry-in—jika C_in = 0, maka IC akan melakukan penjumlahan; jika C_in = 1, maka operasi yang dilakukan adalah pengurangan (dengan prinsip komplemen dua).

Rumus  :  S = A1 + A2 + C0

10. IC 74192

Pinout





Truth Table


Counter UP sinkron adalah jenis pencacah digital yang menghitung secara naik (increment) dan seluruh flip-flop di dalamnya dipicu secara bersamaan (sinkron) oleh sinyal clock. Berbeda dengan counter asinkron (ripple counter), pada counter sinkron semua flip-flop dikendalikan oleh clock yang sama sehingga menghasilkan waktu propagasi (delay) yang lebih kecil dan kinerja yang lebih cepat serta stabil. Dalam counter UP, keluaran dari rangkaian bertambah satu setiap kali pulsa clock masuk. Logika pengendali biasanya berupa kombinasi gerbang logika seperti AND yang menentukan kapan flip-flop berikutnya harus toggle (berubah keadaan). Sebagai contoh, pada counter 4-bit, flip-flop pertama (LSB) selalu toggle setiap clock, flip-flop kedua toggle saat flip-flop pertama bernilai HIGH, dan seterusnya. Rangkaian ini banyak digunakan dalam sistem digital seperti pencacah waktu, pembagi frekuensi, dan sistem kontrol digital lainnya.


Timing diagram IC 74192 menggambarkan hubungan waktu antara sinyal input, clock, dan output dari counter up/down sinkron ini. Untuk membacanya, pertama-tama perhatikan sumbu horizontal yang menunjukkan waktu, sedangkan sumbu vertikal menampilkan level logika (HIGH atau LOW) dari masing-masing sinyal. Sinyal-sinyal penting yang perlu diamati adalah pulsa clock, input COUNT UP (CU), COUNT DOWN (CD), dan output Q0–Q3 (bit-bit biner keluaran). Saat sinyal CU aktif (biasanya LOW aktif) dan ada transisi naik (rising edge) pada clock, maka nilai output akan bertambah. Sebaliknya, jika CD aktif dan ada rising edge pada clock, maka nilai output akan berkurang. Perhatikan juga sinyal BORROW dan CARRY yang menunjukkan apakah counter mencapai batas bawah atau atas. Dengan memperhatikan timing diagram, kita bisa mengetahui urutan perubahan output akibat sinyal input tertentu dan memastikan bahwa counter bekerja sesuai fungsinya, baik saat menghitung naik (UP) maupun turun (DOWN).

11. IC 7447

Pin Out

Logic Diagram



Truth Table


IC 7447 adalah BCD to 7-Segment Decoder/Driver yang dirancang untuk mengubah input bilangan biner desimal (BCD) 4-bit menjadi sinyal output yang dapat menyalakan tampilan 7-segment display jenis common anode. Empat input data biner yaitu A, B, C, dan D mewakili bilangan biner 0000 sampai 1001 (0–9 desimal). Ketika salah satu kombinasi BCD dimasukkan ke input IC 7447, IC ini akan menghasilkan output logika aktif-low (logika 0) pada masing-masing segmen (a–g) dari 7-segment display untuk menampilkan angka desimal yang sesuai. IC ini juga memiliki pin kontrol tambahan seperti BI (Blanking Input), RBI (Ripple Blanking Input), dan LT (Lamp Test) yang berguna untuk aplikasi tertentu seperti mematikan tampilan atau menguji semua segmen. Perlu diperhatikan bahwa IC 7447 hanya dapat menampilkan angka 0 sampai 9; input biner di luar rentang tersebut akan menghasilkan output yang tidak valid atau tidak sesuai. Dengan kemampuan dekodernya, IC 7447 banyak digunakan dalam sistem digital untuk mengkonversi bilangan biner menjadi tampilan angka desimal yang dapat dilihat secara langsung melalui display 7-segmen.

12. Potensiometer



Pinout: 


Pada dasarnya bagian-bagian penting dalam Komponen Potensiometer adalah :


1. Penyapu atau disebut juga dengan Wiper

2. Element Resistif

3. Terminal


Jenis-jenis Potensiometer

  1. Potensiometer Slider, yaitu Potensiometer yang nilai resistansinya dapat diatur dengan cara menggeserkan Wiper-nya dari kiri ke kanan atau dari bawah ke atas sesuai dengan pemasangannya. Biasanya menggunakan Ibu Jari untuk menggeser wiper-nya.
  2. Potensiometer Rotary, yaitu Potensiometer yang nilai resistansinya dapat diatur dengan cara memutarkan Wiper-nya sepanjang lintasan yang melingkar. Biasanya menggunakan Ibu Jari untuk memutar wiper tersebut. Oleh karena itu, Potensiometer Rotary sering disebut juga dengan Thumbwheel Potentiometer.
  3. Potensiometer Trimmer, yaitu Potensiometer yang bentuknya kecil dan harus menggunakan alat khusus seperti Obeng (screwdriver) untuk memutarnya. Potensiometer Trimmer ini biasanya dipasangkan di PCB dan jarang dilakukan pengaturannya. 


Fungsi-fungsi Potensiometer


1. Sebagai pengatur Volume pada berbagai peralatan Audio/Video seperti Amplifier, Tape Mobil, DVD Player.

2.  Sebagai Pengatur Tegangan pada Rangkaian Power Supply

3.  Sebagai Pembagi Tegangan

4.  Aplikasi Switch TRIAC

5.  Digunakan sebagai Joystick pada Tranduser

6.  Sebagai Pengendali Level Sinyal


13. Gerbang XOR

Pin Out :


Gerbang XOR (kadang-kadang EOR , atau EXOR dan diucapkan sebagai Exclusive OR ) adalah gerbang logika digital yang memberikan keluaran benar (1 atau TINGGI) ketika jumlah masukan benar ganjil. Gerbang XOR menerapkan logika eksklusif atau () dari logika matematika ; artinya, keluaran benar dihasilkan jika satu, dan hanya satu, masukan gerbang bernilai benar. Jika kedua masukan salah (0/RENDAH) atau keduanya benar, keluaran salah dihasilkan. XOR merepresentasikan fungsi pertidaksamaan, yaitu, keluaran bernilai benar jika masukannya tidak sama, jika tidak, keluarannya salah. Cara untuk mengingat XOR adalah "harus memiliki salah satu tetapi tidak keduanya".

Gerbang XOR dapat berfungsi sebagai "inverter terprogram" di mana satu masukan menentukan apakah akan membalikkan masukan lainnya, atau hanya meneruskannya tanpa perubahan. Oleh karena itu, gerbang ini berfungsi sebagai inverter (gerbang NOT) yang dapat diaktifkan atau dinonaktifkan oleh sakelar. 

XOR juga dapat dipandang sebagai penjumlahan modulo 2. Oleh karena itu, gerbang XOR digunakan untuk mengimplementasikan penjumlahan biner di komputer. Half-adder terdiri dari gerbang XOR dan gerbang AND . Gerbang ini juga digunakan dalam pengurang dan pembanding . 

Ekspresi aljabar atauatauatausemuanya mewakili gerbang XOR dengan masukan A dan B. Perilaku XOR dirangkum dalam tabel kebenaran yang ditunjukkan di sebelah kanan.

Truth Tble :


Konfigurasi Pin :

Konfigurasi gerbang XOR (Exclusive OR) adalah konfigurasi logika digital yang menghasilkan output tinggi (1) hanya jika jumlah input bernilai tinggi ganjil, atau lebih tepatnya berbeda. Gerbang ini sering digunakan dalam rangkaian penjumlah (adder), pembanding, dan pengacak data.


14. Gerbang OR 4 Inputan 

Pin Out:

Gerbang logika OR adalah salah satu gerbang dasar dalam sistem logika digital yang berfungsi untuk menghasilkan output bernilai tinggi (1) jika salah satu atau lebih dari inputnya bernilai tinggi. Untuk gerbang OR dengan 4 inputan, prinsip kerjanya masih sama seperti gerbang OR biasa, hanya saja jumlah input yang diperhitungkan lebih banyak, yaitu A, B, C, dan D. Secara matematis, fungsi logikanya dapat ditulis sebagai:

Y=A+B+C+D

Simbol "+" di sini mewakili operasi logika OR, bukan penjumlahan aritmatika. Output dari gerbang OR 4 input akan bernilai 1 jika minimal satu dari A, B, C, atau D bernilai 1, dan akan bernilai 0 hanya jika keempat input bernilai 0 secara bersamaan. Gerbang OR digunakan secara luas dalam sistem digital, terutama dalam pembuatan keputusan logika, seperti rangkaian alarm, sistem kontrol, maupun deteksi sinyal aktif. Dalam praktiknya, IC logika seperti 7432 umumnya menyediakan gerbang OR 2 input, namun untuk membuat gerbang OR 4 input, dua atau lebih gerbang OR dapat dirangkai secara berurutan (bertingkat) untuk menggabungkan keempat sinyal input menjadi satu output logis.


Truth Tble :


Konfigurasi :


Output Y dari konfigurasi di atas adalah:

Y=(A+B)+(C+D)

Karena operasi OR bersifat asosiatif, maka hasilnya tetap:

Y=A+B+C+D


15. Transistor NPN


Pinout: 



Transistor merupakan salah satu Komponen Elektronika Aktif yang paling sering digunakan dalam rangkaian Elektronika, baik rangkaian Elektronika yang paling sederhana maupun rangkaian Elektronika yang rumit dan kompleks. Transistor pada umumnya terbuat dari bahan semikonduktor seperti Germanium, Silikon, dan Gallium Arsenide.

Transistor adalah sebuah komponen di dalam elektronika yang diciptakan dari bahan-bahan semikonduktor dan memiliki tiga buah kaki. Masing-masing kaki disebut sebagai basis, kolektor, dan emitor.

  • Emitor (E) memiliki fungsi untuk menghasilkan elektron atau muatan negatif.
  • Kolektor (C) berperan sebagai saluran bagi muatan negatif untuk keluar dari dalam transistor.
  • Basis (B) berguna untuk mengatur arah gerak muatan negatif yang keluar dari transistor melalui kolekto

Berfungsi sebagai penguat, sebagai sirkuit pemutus dan penyambung arus (switching), stabilisasi tegangan, dan modulasi sinyal. Selain itu, transistor biasanya juga dapat digunakan sebagai saklar dalam rangkaian elektronika. Jika ada arus yang cukup besar di kaki basis, transistor akan mencapai titik jenuh. Pada titik jenuh ini transistor mengalirkan arus secara maksimum dari kolektor ke emitor sehingga transistor seolah-olah short pada hubungan kolektor-emitor. Jika arus base sangat kecil maka kolektor dan emitor bagaikan saklar yang terbuka. Pada kondisi ini transistor dalam keadaan cut off sehingga tidak ada arus dari kolektor ke emitor. 




Rumus-rumus transistor:

Konfigurasi Transistor:


Konfigurasi Common Base adalah konfigurasi yang kaki Basis-nya di-ground-kan dan digunakan bersama untuk INPUT maupun OUTPUT.  Pada Konfigurasi Common Base, sinyal INPUT dimasukan ke Emitor  dan sinyal OUTPUT-nya diambil dari Kolektor, sedangkan kaki Basis-nya di-ground-kan. Oleh karena itu, Common Base juga sering disebut dengan istilah “Grounded Base”. Konfigurasi Common Base ini menghasilkan Penguatan Tegangan antara sinyal INPUT dan sinyal OUTPUT namun tidak menghasilkan penguatan pada arus.

Konfigurasi Common Collector (CC) atau Kolektor Bersama memiliki sifat dan fungsi yang berlawan dengan Common Base (Basis Bersama). Kalau pada Common Base menghasilkan penguatan Tegangan tanpa memperkuat Arus, maka Common Collector ini memiliki fungsi yang dapat menghasilkan Penguatan  Arus namun tidak menghasilkan penguatan Tegangan. Pada Konfigurasi Common Collector, Input diumpankan ke Basis Transistor sedangkan Outputnya diperoleh dari Emitor Transistor sedangkan Kolektor-nya di-ground-kan dan digunakan bersama untuk INPUT maupun OUTPUT. Konfigurasi Kolektor bersama (Common Collector) ini sering disebut juga dengan Pengikut Emitor (Emitter Follower) karena tegangan sinyal Output pada Emitor hampir sama dengan tegangan Input Basis.

Konfigurasi Common Emitter (CE) atau Emitor Bersama merupakan Konfigurasi Transistor yang paling sering digunakan, terutama pada penguat yang membutuhkan penguatan Tegangan dan Arus secara bersamaan. Hal ini dikarenakan Konfigurasi Transistor dengan Common Emitter ini menghasilkan penguatan Tegangan dan Arus antara sinyal Input dan sinyal Output. Common Emitter adalah konfigurasi Transistor dimana kaki Emitor Transistor di-ground-kan dan dipergunakan bersama untuk INPUT dan OUTPUT. Pada Konfigurasi Common Emitter ini, sinyal INPUT dimasukan ke Basis dan sinyal OUTPUT-nya diperoleh dari kaki Kolektor.

 Karakteristik Input

Transistor adalah komponen aktif yang menggunakan aliran electron sebagai prinsip kerjanya didalam bahan. Sebuah transistor memiliki tiga daerah doped yaitu daerah emitter, daerah basis dan daerah disebut kolektor. Transistor ada dua jenis yaitu NPN dan PNP. Transistor memiliki dua sambungan: satu antara emitter dan basis, dan yang lain antara kolektor dan basis. Karena itu, sebuah transistor seperti dua buah dioda yang saling bertolak belakang yaitu dioda emitter-basis, atau disingkat dengan emitter dioda dan dioda kolektor-basis, atau disingkat dengan dioda kolektor.

Bagian emitter-basis dari transistor merupakan dioda, maka apabila dioda emitter-basis dibias maju maka kita mengharapkan akan melihat grafik arus terhadap tegangan dioda biasa. Saat tegangan dioda emitter-basis lebih kecil dari potensial barriernya, maka arus basis (Ib) akan kecil. Ketika tegangan dioda melebihi potensial barriernya, arus basis (Ib) akan naik secara cepat.

 Pemberian bias 
        Ada beberapa macam rangkaian pemberian bias, yaitu: 





Sebuah transistor memiliki empat daerah operasi yang berbeda yaitu daerah aktif, daerah saturasi, daerah cutoff, dan daerah breakdown. Jika transistor digunakan sebagai penguat, transistor bekerja pada daerah aktif. Jika transistor digunakan pada rangkaian digital, transistor biasanya beroperasi pada daerah saturasi dan cutoff. Daerah breakdown biasanya dihindari karena resiko transistor menjadi hancur terlalu besar.

16. Transistor PNP

Pin Out :


Karakteristik






Transistor PNP adalah salah satu jenis transistor bipolar (Bipolar Junction Transistor/BJT) yang terdiri dari dua lapisan semikonduktor tipe-P yang mengapit satu lapisan semikonduktor tipe-N. Ketiga terminal pada transistor PNP disebut emitter (E), base (B), dan collector (C). Pada transistor jenis ini, arus utama mengalir dari emitter ke collector, dan arus basis mengalir ke luar dari terminal basis, berlawanan arah dengan arus pada transistor NPN. Transistor PNP aktif (ON) jika tegangan basis lebih rendah dari tegangan emitter sekitar 0,7 volt. Dalam kondisi ini, junction emitter-base dalam keadaan forward bias, sedangkan junction collector-base reverse bias, memungkinkan aliran arus dari emitter ke collector. Transistor PNP sering digunakan dalam konfigurasi rangkaian sebagai saklar atau penguat, tergantung pada kebutuhan aplikasi. Salah satu keunggulan transistor PNP adalah kemampuannya untuk mengalirkan arus saat sinyal kontrol pada basis berada pada level tegangan yang lebih rendah dari emitter, yang berguna dalam sistem dengan logika tegangan negatif atau untuk mengontrol beban yang terhubung ke sisi positif catu daya.

17. Relay




Relay merupakan komponen elektronika berupa saklar atau swirch elektrik yang dioperasikan secara listrik dan terdiri dari 2 bagian utama yaitu Elektromagnet (coil) dan mekanikal (seperangkat kontak Saklar/Switch). Komponen elektronika ini menggunakan prinsip elektromagnetik untuk menggerakan saklar sehingga dengan arus listrik yang kecil (low power) dapat menghantarkan listrik yang bertegangan lebih tinggi. Berikut adalah simbol dari komponen relay.

Pada dasarnya, Relay terdiri dari 4 komponen dasar  yaitu :

  1. Electromagnet (Coil)
  2. Armature
  3. Switch Contact Point (Saklar)
  4. Spring
 Gambar dari bagian-bagian relay 

Kontak Poin (Contact Point) Relay terdiri dari 2 jenis yaitu :

  • Normally Close (NC) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu berada di posisi CLOSE (tertutup)

  • Normally Open (NO) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu berada di posisi OPEN (terbuka)

Konfigurasi: 


18. Motor DC

Motor Listrik DC atau DC Motor adalah suatu perangkat yang mengubah energi listrik menjadi energi kinetik atau gerakan (motion). Motor DC ini juga dapat disebut sebagai Motor Arus Searah. Seperti namanya, DC Motor memiliki dua terminal dan memerlukan tegangan arus searah atau DC (Direct Current) untuk dapat menggerakannya. Motor Listrik DC ini biasanya digunakan pada perangkat-perangkat Elektronik dan listrik yang menggunakan sumber listrik DC seperti Vibrator Ponsel, Kipas DC dan Bor Listrik DC.


Prinsip Kerja Motor DC

Terdapat dua bagian utama pada sebuah Motor Listrik DC, yaitu Stator dan Rotor. Stator adalah bagian motor yang tidak berputar, bagian yang statis ini terdiri dari rangka dan kumparan medan. Sedangkan Rotor adalah bagian yang berputar, bagian Rotor ini terdiri dari kumparan Jangkar. Dua bagian utama ini dapat dibagi lagi menjadi beberapa komponen penting yaitu diantaranya adalah Yoke (kerangka magnet), Poles (kutub motor), Field winding (kumparan medan magnet), Armature Winding (Kumparan Jangkar), Commutator (Komutator) dan Brushes (kuas/sikat arang).

Pada prinsipnya motor listrik DC menggunakan fenomena elektromagnet untuk bergerak, ketika arus listrik diberikan ke kumparan, permukaan kumparan yang bersifat utara akan bergerak menghadap ke magnet yang berkutub selatan dan kumparan yang bersifat selatan akan bergerak menghadap ke utara magnet. Saat ini, karena kutub utara kumparan bertemu dengan kutub selatan magnet ataupun kutub selatan kumparan bertemu dengan kutub utara magnet maka akan terjadi saling tarik menarik yang menyebabkan pergerakan kumparan berhenti.

Untuk menggerakannya lagi, tepat pada saat kutub kumparan berhadapan dengan kutub magnet, arah arus pada kumparan dibalik. Dengan demikian, kutub utara kumparan akan berubah menjadi kutub selatan dan kutub selatannya akan berubah menjadi kutub utara. Pada saat perubahan kutub tersebut terjadi, kutub selatan kumparan akan berhadap dengan kutub selatan magnet dan kutub utara kumparan akan berhadapan dengan kutub utara magnet. Karena kutubnya sama, maka akan terjadi tolak menolak sehingga kumparan bergerak memutar hingga utara kumparan berhadapan dengan selatan magnet dan selatan kumparan berhadapan dengan utara magnet. Pada saat ini, arus yang mengalir ke kumparan dibalik lagi dan kumparan akan berputar lagi karena adanya perubahan kutub. Siklus ini akan berulang-ulang hingga arus listrik pada kumparan diputuskan.


Grafik Respon:



pinout:

19. Op Amp

Op-Amp adalah salah satu dari bentuk IC Linear yang berfungsi sebagai Penguat Sinyal listrik. Sebuah Op-Amp terdiri dari beberapa Transistor, Dioda, Resistor dan Kapasitor yang terinterkoneksi dan terintegrasi sehingga memungkinkannya untuk menghasilkan Gain (penguatan) yang tinggi pada rentang frekuensi yang luas.

 Simbol 

  Konfigurasi pin:

Karakteristik IC OpAmp

  • Penguatan Tegangan Open-loop atau Av = ∞ (tak terhingga)
  • Tegangan Offset Keluaran (Output Offset Voltage) atau Voo = 0 (nol)
  • Impedansi Masukan (Input Impedance) atau Zin= ∞ (tak terhingga)
  • Impedansi Output (Output Impedance ) atau Zout = 0 (nol)
  • Lebar Pita (Bandwidth) atau BW = ∞ (tak terhingga)
  • Karakteristik tidak berubah dengan suhu 



Voltage Flowers

    Voltage Flower

      Detektor Non Inverting 
     Rangkaian detektor non inverting dengan tegangan input Vi berupa gelombang segitiga dan tegangan referensi Vref > 0 Volt adalah seperti gambar 78.

     Dengan menggunakan persamaan (1) maka Vi = V1 dan +Vref = V2 sehingga bentuk gelombang tegangan output Vo ( V o (max) = ± V sat = (V1-V2)) dengan simulasi multisim adalah seperti gambar 79

    Detektor Inverting

    Rumus:


Komparator


Rumus:





Bentuk Gelombang




20. Gerbang AND


Gerbang AND akan berlogika 1 apabila semua inputnya berlogika 1, namun bila salah satu atau semua keluarannya berlogika 0 maka keluarannya berlogika 0.
Perhatikan Tabel kebenaran dibawah untuk menjelaskan gerbang AND

Tabel kebenaran gerbang AND

Tabel kebenaran gerbang AND



Gerbang AND (IC 4081) memerlukan 2 atau lebih Masukan (Input) untuk menghasilkan hanya 1 Keluaran (Output). Gerbang AND akan menghasilkan Keluaran (Output) Logika 1 jika semua masukan (Input) bernilai Logika 1 dan akan menghasilkan Keluaran (Output) Logika 0 jika salah satu dari masukan (Input) bernilai Logika 0.

Konfigurasi pin : 

  • Pin 7 adalah suplai negatif
  • Pin 14 adalah suplai positif
  • Pin 1 & 2, 5 & 6, 8 & 9, 12 & 13 adalah input gerbang
  • Pin 3, 4, 10, 11 adalah keluaran gerbang

21. Inverter (Not)



Inverter atau pembalik(NOT) adalah suatu gerbang yang bertujuan untuk menghasilkan logika output kebalikan dari logika input Gerbang NOT merupakan gerbang di mana keluarannya akan selalu berlawanan dengan masukannya. Bila pada masukan diberikan tegangan ,maka transistor akan jenuh dan keluaran akan bertegangan nol. Sedangkan bila pada masukannya diberi tegangan tertentu, maka transistor akan cut off, sehingga keluaran akan bertegangan tidak nol. 


Adapun simbol dan tabel kebenaran gerbang Inverter seperti berikut:



22. Dioda


   Dioda (Diode) adalah Komponen Elektronika Aktif yang terbuat dari bahan semikonduktor dan mempunyai fungsi untuk menghantarkan arus listrik ke satu arah tetapi menghambat arus listrik dari arah sebaliknya. Oleh karena itu, Dioda sering dipergunakan sebagai penyearah dalam Rangkaian Elektronika. Dioda pada umumnya mempunyai 2 Elektroda (terminal) yaitu Anoda (+) dan Katoda (-) dan memiliki prinsip kerja yang berdasarkan teknologi pertemuan p-n semikonduktor yaitu dapat mengalirkan arus dari sisi tipe-p (Anoda) menuju ke sisi tipe-n (Katoda) tetapi tidak dapat mengalirkan arus ke arah sebaliknya. 

    Berdasarkan Fungsi Dioda, Dioda dapat dibagi menjadi beberapa jenis, diantaranya:

·         Dioda Penyearah (Dioda Biasa atau Dioda Bridge) yang berfungsi sebagai penyearah arus AC ke arus DC.

·          Dioda Zener yang berfungsi sebagai pengaman rangkaian dan juga sebagai penstabil tegangan.

·         Dioda LED yang berfungsi sebagai lampu Indikator ataupun lampu penerangan

·         Dioda Photo yang berfungsi sebagai sensor cahaya

·         Dioda Schottky yang berfungsi sebagai Pengendali


 Setiap kode pada dioda menetukan nilai dioda dengan nilai :

        Untuk menentukan arus zener (IZ), berlaku persamaan :

Pada grafik terlihat bahwa pada tegangan dibawah ambang batas tegangan mundur (reverse) sebuah
dioda akan tembus (menghantar) dan tidak bisa menahan lagi. Batas ini disebut dengan area tegangan breakdown dioda. Kondisi dioda pada area ini adalah tembus atau menghantar dan tidak menghambat. Kemudian pada level tegangan diantara tegangan breakdown dan tegangan forward terdapat area tegangan reverse dan tegangan cut off. Pada area ini kondisi dioda adalah menahan atau tidak mengalirkan arus listrik.

Cara Kerja Dioda

Secara sederhana, cara kerja dioda dapat dijelaskan dalam tiga kondisi, yaitu kondisi tanpa tegangan (unbiased), diberikan tegangan positif (forward biased), dan tegangan negatif (reverse biased).

A. Kondisi tanpa tegangan

Pada kondisi tidak diberikan tegangan akan terbentuk suatu perbatasan medan listrik pada daerah P-N junction. Hal ini terjadi diawali dengan proses difusi, yaitu bergeraknya muatan elektro dari sisi n ke sisi p. Elektron-elektron tersebut akan menempati suatu tempat di sisi p yang disebut dengan holes. Pergerakan elektron-elektron tersebut akan meninggalkan ion positif di sisi n, dan holes yang terisi dengan elektron akan menimbulkan ion negatif di sisi p. Ion-ion tidak bergerak ini akan membentuk medan listrik statis yang menjadi penghalang pergerakan elektron pada dioda.

B. Kondisi tegangan positif (Forward-bias)

Pada kondisi ini, bagian anoda disambungkan dengan terminal positif sumber listrik dan bagian katoda disambungkan dengan terminal negatif. Adanya tegangan eksternal akan mengakibatkan ion-ion yang menjadi penghalang aliran listrik menjadi tertarik ke masing-masing kutub. Ion-ion negatif akan tertarik ke sisi anoda yang positif, dan ion-ion positif akan tertarik ke sisi katoda yang negatif. Hilangnya penghalang-penghalang tersebut akan memungkinkan pergerakan elektron di dalam dioda, sehingga arus listrik dapat mengalir seperti pada rangkaian tertutup.

C. Kondisi tegangan negatif (Reverse-bias)

Pada kondisi ini, bagian anoda disambungkan dengan terminal negatif sumber listrik dan bagian katoda disambungkan dengan terminal positif. Adanya tegangan eksternal akan mengakibatkan ion-ion yang menjadi penghalang aliran listrik menjadi tertarik ke masing-masing kutub. Pemberian tegangan negatif akan membuat ion-ion negatif tertarik ke sisi katoda (n-type) yang diberi tegangan positif, dan ion-ion positif tertarik ke sisi anoda (p-type) yang diberi tegangan negatif. Pergerakan ion-ion tersebut searah dengan medan listrik statis yang menghalangi pergerakan elektron, sehingga penghalang tersebut akan semakin tebal oleh ion-ion. Akibatnya, listrik tidak dapat mengalir melalui dioda dan rangkaian diibaratkan menjadi rangkaian terbuka.

Rumus

rumus

Pin konfigurasi dan Spesifikasi:




23.  Ground

Ground berfungsi sebagai penghantar arus listrik langsung ke bumi atau tanah saat terjadi kebocoran isolasi atau percikan api pada konsleting.




14. Switch atau Button
Switch adalah suatu komponen jaringan komputer yang berfungsi untuk  menghubungkan beberapa perangkat untuk meneruskan data ke perangkat yang dituju.


Pinout:


Spesifikasi:









25. LED

LED merupakan keluarga dari Dioda yang terbuat dari Semikonduktor. Cara kerjanya pun hampir sama dengan Dioda yang memiliki dua kutub yaitu kutub Positif (P) dan Kutub Negatif (N). LED hanya akan memancarkan cahaya apabila dialiri tegangan maju (bias forward) dari Anoda menuju ke Katoda.

Pinout:



Light Emitting Diode atau sering disingkat dengan LED adalah komponen elektronika yang dapat memancarkan  cahaya monokromatik ketika diberikan tegangan maju.  Cara kerjanya pun hampir sama dengan Dioda yang memiliki dua kutub yaitu kutub Positif (P) dan Kutub Negatif (N). LED hanya akan memancarkan cahaya apabila dialiri tegangan maju (bias forward) dari Anoda menuju ke Katoda.

LED terdiri dari sebuah chip semikonduktor yang di doping sehingga menciptakan junction P dan N. 

Ketika LED dialiri tegangan maju atau bias forward yaitu dari Anoda (P) menuju ke Katoda (K), Kelebihan Elektron pada N-Type material akan berpindah ke wilayah yang kelebihan Hole (lubang) yaitu wilayah yang bermuatan positif (P-Type material). Saat Elektron berjumpa dengan Hole akan melepaskan photon dan memancarkan cahaya monokromatik (satu warna).

Tegangan Maju LED


26. Sevent Segment

Pin Out :



Seven segment display adalah sebuah komponen elektronik yang digunakan untuk menampilkan karakter numerik (angka) secara visual, khususnya angka 0 sampai 9, serta beberapa huruf tertentu. Komponen ini terdiri dari tujuh buah segmen LED yang tersusun dalam bentuk angka 8, yang masing-masing segmennya diberi label a hingga g. Dengan mengaktifkan kombinasi tertentu dari segmen-segmen ini, maka dapat dibentuk tampilan angka atau huruf yang diinginkan. Selain tujuh segmen utama, kadang terdapat satu segmen tambahan yang disebut dot (titik desimal) yang digunakan untuk keperluan tampilan pecahan atau penanda. Seven segment display umumnya memiliki dua jenis konfigurasi yaitu common anode dan common cathode. Pada konfigurasi common anode, semua anoda dari segmen LED dihubungkan bersama dan diberi tegangan positif, sementara segmennya aktif jika katoda diberi logika rendah (0). Sebaliknya, pada common cathode, semua katoda terhubung bersama ke ground, dan segmen akan menyala jika diberi logika tinggi (1) pada anoda. Penggunaan seven segment sangat umum dijumpai pada alat elektronik seperti kalkulator, jam digital, pengukur suhu, dan peralatan lainnya yang memerlukan tampilan angka secara sederhana dan efisien.

 5. Percobaan[kembali]

    a) Prosedur[kembali]

    1. Siapkan komponen yang akan digunakan

    2. Posisikan komponen sesuai pada gambar

    3. Rangkai semua komponen dengan benar dan tepat

    4. Untuk sensor jangan lupa memasukkan code hex, agar sensor dapat berfungsi

    5. tekan tombol play untuk menjalankan rangkaian

    b) Rangkaian simulasi [kembali]


A. SISTEM PENGHITUNG BUAH YANGBUSUK DAN MENYEMPROTKAN PENETRAL GAS ETILEN





Rangkaian ini menggunakan sensor MQ-3 yang berfungsi mendeteksi gas etilen yang biasanya dilepaskan oleh buah yang membusuk, dalam hal ini buah melon. Sensor MQ-3 akan memberikan sinyal output tegangan yang akan diolah oleh op-amp sebagai komparator. Ketika tegangan melebihi ambang tertentu, itu menandakan adanya buah busuk. Output komparator digunakan untuk mengaktifkan transistor yang mengontrol aktuator berupa penyemprot atau penghisap gas etilen dari lingkungan sekitar buah. Untuk monitoring, sistem ini dilengkapi dengan counter digital berbasis IC 74192 dan decoder 7447 yang menampilkan jumlah buah busuk yang terdeteksi pada seven segment. Jika jumlah buah busuk lebih dari 9, maka sistem akan mengaktifkan penyemprot pengurai gas etilen agar gas tidak menyebar dan merusak buah lain. Rangkaian logika OR dan AND digunakan untuk membuat sistem hanya aktif jika kondisi tertentu terpenuhi, menjadikan sistem ini sangat selektif dan efisien dalam mendeteksi kerusakan buah.


B. PENDETEKSI ADANYA HAMA DAN PEMBERIAN PUPUK CAIR DI GREENHOUSE 



Pada rangkaian ini digunakan dua jenis sensor, yaitu sensor getaran dan touch sensor, untuk mendeteksi keberadaan hama yang menyerang tanaman. Sensor getaran bekerja dengan merespon getaran pada daun atau batang yang menunjukkan adanya gerakan dari hama. Sinyal dari sensor ini diproses dan digunakan untuk mengaktifkan sistem penyemprot pestisida otomatis. Sementara itu, touch sensor digunakan untuk mendeteksi sentuhan atau tekanan yang terjadi ketika hama bergerak menyentuh bagian tanaman. Ketika salah satu sensor aktif, outputnya akan mengaktifkan transistor melalui rangkaian komparator dan logika yang mengontrol aktuator penyemprot. Selain itu, terdapat sistem yang secara otomatis menyemprotkan pupuk cair ke tanaman sesuai dengan sinyal waktu dan kebutuhan yang ditentukan oleh logika rangkaian atau tabel waktu. Penyemprotan ini dikendalikan melalui pompa dan katup elektromagnetik yang digerakkan oleh transistor sebagai saklar. Seluruh proses ini diatur agar berjalan otomatis dan efisien, meningkatkan efektivitas pemeliharaan tanaman di dalam greenhouse.


C.SISTEM PENGATURAN SUHU DAN KELEMBABAN DI GREENHOUSE 



Rangkaian ini bertugas mengatur suhu dan kelembaban dalam greenhouse untuk menjaga kondisi ideal pertumbuhan buah melon. Untuk kelembaban, digunakan sensor kelembaban yang dihubungkan ke rangkaian komparator. Jika kelembaban < 50%, maka humidifier akan diaktifkan oleh transistor yang dikontrol oleh output komparator. Sebaliknya, jika kelembaban > 70%, maka dehumidifier akan diaktifkan. Sistem ini bekerja secara otomatis untuk menjaga rentang kelembaban tetap optimal. Untuk suhu, digunakan sensor suhu (seperti LM35), dan hasilnya dibandingkan dengan tegangan referensi menggunakan komparator. Bila suhu terlalu rendah, pemanas akan aktif. Bila suhu terlalu tinggi, exhaust fan akan menyala untuk menurunkan suhu. Logika pengendali, baik dari hasil pembanding maupun gerbang logika, digunakan untuk mengatur aktuator ini. Selain itu, terdapat sistem operasi aritmatika digital (penjumlahan dan pengurangan) menggunakan full subtractor dan adder yang membantu proses pemrosesan logika kontrol suhu/kelembaban dengan lebih kompleks dan tepat. Rangkaian ini juga dilengkapi sistem pemantauan yang memungkinkan intervensi manual bila diperlukan.

Untuk Sensor Soil Moisture, resistansi yang menjadi acuan adalah 50% dimana saat resistansi diatas 50% mengindikasikan tanah lembab, sedangkan resistansi dibawah 50% mengindikasikan tanah kering. Pada Sensor LM35, suhu yang menjadi acuan adalah 36 derajat, dimana saat suhu diatas 36 derajat dianggap sebagai suhu ideal untuk menyiram tanaman, sedangkan suhu dibawah 36 derajat dianggap kurang ideal.

Suhu < 36 derajat dan = 36 derajat

Pada kondisi ini sensor kelembapan akan mendeteksi tanah kering yang dilihat pada resistansi 49%, dimana sensor akan mengeluarkan output tegangan yang tidak stabil sehingga harus diumpankan terlebih dahulu ke rangkaian penyearah yang mana kita akan mendapatkan tegangan output dari penyearah sebesar +2,02 V. Tegangan output dari penyearah ini kemudian diumpankan ke ragkaian op-amp detector non-inverting dengan tegangan pembanding sebesar +2,07 V, sehingga output dari rangkaian detector bernilai negative saturasi (-15V) yang kemudian dimasukkan ke kaki B pada IC Decoder 74247 dan juga ke kaki R-S pada D Flip-Flop. Karna input pada kaki R berlogika 0 dan pada kaki S berlogika 1 (melewati inverter) maka D Flip-Flop berada pada kondisi SET yang artinya output pada kaki Q akan berlogika 1 yang kemudian dihubungkan ke resistor 10k ohm dan diperoleh output sebesar +0,71 V yang dihubungkan ke transistor Q5 yang mengaktifkan transistor. Karna transistor Q5 aktif, maka tegangan sebesar +5V pada relay 4 akan mengalir ke kumparan lalu ke kaki collector dan diumpankan ke kaki emitter lalu ke ground. Karena ada arus yang melewati kumparan relay 5, maka relay menjadi aktif dan switch berpindah dari kanan ke kiri sehingga relay 5 dan transistor Q6 terhubung. 

Karena suhu yang terbaca oleh sensor LM35 lebih kecil dari 36 derajat yaitu 35 derajat maka sensor akan mengeluarkan output +0,35V yang kemudian diumpankan ke kaki positif dari rangkaian op-amp detector non-inverting sehingga diperoleh output tengangan bernilai negative saturasi yang dihubungkan ke kaki A pada IC 74257 dan ke resistor 6. Output pada resistor 6 sebesar -14,8V kemudian dihubungkan ke kaki transistor Q6 yang menyebabkan transistor tidak aktif sehingga tidak ada arus yang mengalir dari kaki collector ke emitter. Karena transistor Q6 tidak aktif maka relay 5 tidak aktif sehingga switch tetap di posisi kanan yang menghubungkan tegangan +12V ke resistor lalu ke LED kuning dan ke ground. Karena tidak ada tegangan yang masuk ke motor, maka pomoa air tidak aktif.

Karena input pada kaki A dan B dari IC 74247 bernilai logika 0, maka pada layar 7-segment akan ditampilkan angka 0 yang artinya “Tanah Kering dan Suhu <= 36 Derajat”

Suhu > 36 derajat

Pada kondisi ini sensor kelembapan akan mendeteksi tanah kering yang dilihat pada resistansi 49%, dimana sensor akan mengeluarkan output tegangan yang tidak stabil sehingga harus diumpankan terlebih dahulu ke rangkaian penyearah yang mana kita akan mendapatkan tegangan output dari penyearah sebesar +2,02 V. Tegangan output dari penyearah ini kemudian diumpankan ke ragkaian op-amp detector non-inverting dengan tegangan pembanding sebesar +2,07 V, sehingga output dari rangkaian detector bernilai negative saturasi (-15V) yang kemudian dimasukkan ke kaki B pada IC Decoder 74247 dan juga ke kaki R-S pada D Flip-Flop. Karna input pada kaki R berlogika 0 dan pada kaki S berlogika 1 (melewati inverter) maka D Flip-Flop berada pada kondisi SET yang artinya output pada kaki Q akan berlogika 1 yang kemudian dihubungkan ke resistor 10k ohm dan diperoleh output sebesar +0,71 V yang dihubungkan ke transistor Q5 yang mengaktifkan transistor. Karna transistor Q5 aktif, maka tegangan sebesar +5V pada relay 4 akan mengalir ke kumparan lalu ke kaki collector dan diumpankan ke kaki emitter lalu ke ground. Karena ada arus yang melewati kumparan relay 5, maka relay menjadi aktif dan switch berpindah dari kanan ke kiri sehingga relay 5 dan transistor Q6 terhubung. 

Karena suhu yang terbaca oleh sensor LM35 lebih besar dari 36 derajat yaitu 37 derajat maka sensor akan mengeluarkan output +0,37V yang kemudian diumpankan ke kaki positif dari rangkaian op-amp detector non-inverting sehingga diperoleh output tengangan bernilai positive saturasi yang dihubungkan ke kaki A pada IC 74257 dan ke resistor 6. Output pada resistor 6 sebesar +0,72V kemudian dihubungkan ke kaki transistor Q6 yang menyebabkan transistor  aktif sehingga  ada arus yang mengalir dari kaki collector ke emitter. Karena transistor Q6 aktif maka relay 5 aktif sehingga switch berpindah  posisi dari kanan ke kiri yang menghubungkan tegangan +12V ke motor lalu ke ground. Karena ada tegangan yang masuk ke motor, maka pomoa air aktif menyiram tanaman.

Karena input pada kaki A berlogika 1 dan B dari IC 74247 bernilai logika 0, maka pada layar 7-segment akan ditampilkan angka 1 yang artinya “Tanah Kering dan Suhu > 36 Derajat”

Ketika Sensor HIH memiliki nilai >70 : Saat kelembaban udara yang terbaca oleh sensor adalah diatas 70 (pada percobaan diambil 76), maka akan dihasilkan tegangan oleh Vout sensor sebesar 3.16V lalu akan diumpankan menuju kaki Non Inverting dari Amplifier U10 dan kaki Inverting dari Amplifier U21, pada Amplifier U10 OPAMP bekerja dengan prinsip detector non inverting dengan input 1.1V dan Vref nya adalah 0.22V, dihasilkan output sebesar 4.03V, namun pada Amplifier U21 tidak dihasilkan output. Pada output OPAMP U10, tegangan lalu diumpankan menuju input B pada Demux 1 to 4 line 74LS139, dimana sesuai dengan prinsip demux yang inputannya satu sinyal akan dipecah jadi beberapa sinyal, berdasarkan tabel kebenaran saat input B bernilai 1 dan A don’t care, maka output yang aktif adalah Y0 dan Y1, maka kedua output tersebut dengan half adder akan dihubungkan ke IC gerbang AND menjadi satu output, lalu diumpankan menuju R15 lalu masuk ke kaki base transistor, transistor bekerja dengan fixed bias, terlihat pada rangkaian nilai VBE nya adalah 0.8V maka power dapat mengalirkan arus ke relay karena syarat nilai VBE adalah besar dari 0.7V. karena arus mengalir pada relay, maka relay akan berpindah posisi dan arus mengalir pada baterai dan motor bergerak. Pada rangkaian ini motor berperan sebagai dehumidifier yang berfungsi untuk menurunkan kelembaban udara dikarenakan terlalu tingginya kelembaban udara pada ruangan rumah kaca

Ketika Sensor HIH memiliki nilai <50 : Saat kelembaban udara yang terbaca oleh sensor adalah dibawah 50 (pada percobaan diambil 40), maka akan dihasilkan tegangan oleh Vout sensor sebesar 1.94V lalu akan diumpankan menuju kaki Non Inverting dari Amplifier U10 dan kaki Inverting dari Amplifier U21, pada Amplifier U21 OPAMP bekerja dengan prinsip detector inverting dengan input 2.3V dan Vref nya adalah 0.18V, dihasilkan output sebesar 3.98V, namun pada Amplifier U10 tidak dihasilkan output. Pada output OPAMP U21 tegangan diumpankan menuju R4 lalu masuk ke kaki base transistor, transistor bekerja dengan fixed bias, terlihat pada rangkaian nilai VBE nya adalah 0.78V maka power dapat mengalirkan arus ke relay karena syarat nilai VBE adalah besar dari 0.7V. karena arus mengalir pada relay, maka relay akan berpindah posisi dan arus mengalir pada baterai dan motor bergerak. Pada rangkaian ini motor berperan sebagai humidifier yang berfungsi untuk meningkatkan kelembaban udara dikarenakan rendahnya kelembaban udara pada ruangan rumah kaca

    c) Video Simulasi [kembali]



 6. Download File[kembali]

1. Download HTML [disini]

2. Download Rangkaian  [disini]

3. Download Vidio Rangkaian [disini]

4. Download Datasheet Sensor: 

5. Download library Komponen: 

6. Download datasheet Relay [disini]

7. Download datasheet Motor [disini]

8. Download datasheet Led [disini]

9. Download datasheet Op Amp [disini]

10. Download datasheet IC 7482 [disini]

11. Download datasheet IC 74192 [disini]

11. Download datasheet IC 7447 [disini]

11. Download Sevent Segment [disini]

12. Download datasheet Potensiometer [disini]

13. Download datasheet Resistor [disini]

14. Download datasheet ADC0804 [disini]

15. Download datasheet DAC0808 [disini]

16.     Download Datasheet Adder 7482



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Detektor non-inverting dengan Vref = 0

2.2 Load-Line Analysis

3.13 Computer Analysis