Proyek Modul 4
MODUL 4 : Sistem Penyedotan dan Penyimpanan Nira
1. Pendahuluan [Kembali]
Nira merupakan cairan alami yang dihasilkan dari tanaman palma seperti aren dan kelapa, yang banyak dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan gula aren dan produk olahan lainnya. Namun, nira memiliki sifat yang mudah rusak karena cepat mengalami fermentasi, terutama jika terpapar suhu tinggi dan kondisi penyimpanan yang kurang terkontrol. Oleh karena itu, proses penyedotan dan penyimpanan nira perlu dilakukan secara cepat, aman, dan terkontrol agar kualitas nira tetap terjaga.
Seiring perkembangan teknologi, sistem penyedotan nira yang sebelumnya dilakukan secara manual mulai beralih ke sistem yang lebih otomatis. Pemanfaatan rangkaian digital dan sensor memungkinkan proses penyedotan berjalan lebih efisien, sekaligus meminimalkan risiko kesalahan manusia. Dengan sistem yang tepat, nira dapat dipindahkan ke tangki penyimpanan tanpa meluap, tanpa merusak pompa, dan dengan pemantauan kondisi secara real-time.
Disini kita akan membahas konsep sistem penyedotan dan penyimpanan nira berbasis rangkaian digital, yang memadukan penggunaan sensor, gerbang logika, flip-flop, counter, dan shift register. Sistem ini dirancang sebagai simulasi menggunakan Proteus, sekaligus sebagai media pembelajaran untuk menerapkan konsep dasar sistem digital pada permasalahan nyata di bidang pertanian dan agroindustri.
Merancang sistem penyedotan dan penyimpanan nira yang lebih aman dan terkontrol, dengan memanfaatkan sensor dan rangkaian digital untuk mencegah kondisi tangki penuh, pompa kering (dry-run), dan keadaan darurat.
Menerapkan konsep rangkaian digital secara nyata, khususnya penggunaan gerbang logika, flip-flop, counter, dan shift register dalam sebuah sistem kendali sederhana berbasis simulasi.
Memberikan gambaran solusi otomatisasi sederhana di bidang pengolahan nira, yang dapat menjadi referensi pembelajaran maupun pengembangan sistem yang lebih lanjut di masa depan.
3. Alat dan Bahan [Kembali]
Alat
Breadboard merupakan papan percobaan yang digunakan untuk merangkai komponen elektronik tanpa perlu menyolder. Setiap lubang saling terhubung secara vertikal dan horizontal sesuai pola, memudahkan uji coba rangkaian sebelum dibuat permanen.
2. Kabel jumper
Kabel jumper yang baik yaitu kabel yang lumayan lentur dengan konektor yang agak keras dan sulit dilepaskan dari ujung kabel. Kabel jumper yang keras, kaku dan mempunyai konektor lunak akan lebih mudah rusak ketika digunakan.
Sebagai sumber tegangan 5V dengan arus keluaran 2A
4. Connector
Sebagai penghubung antara sumber tegangan ke breadboard
Bahan
1. Sensor Suhu LM35
2. Float Switch
2. Transistor BD 139 – Sebagai saklar elektronik untuk mengendalikan LED (lampu).
IC 74193 merupakan counter biner 4-bit up/down yang mampu menghitung naik (up) dan turun (down) secara terpisah. IC ini memiliki dua input clock, yaitu clock up dan clock down, sehingga arah perhitungan dapat dikendalikan dengan mudah. Selain itu, IC 74193 dilengkapi dengan fitur clear dan parallel load untuk mengatur nilai awal hitungan. IC ini banyak digunakan pada rangkaian pencacah digital, pengendali urutan, dan sistem kendali sederhana.
4. Dasar Teori [Kembali]
- Float Switch
Sensor float switch merupakan salah satu jenis sensor level yang digunakan untuk mendeteksi ketinggian permukaan cairan di dalam suatu wadah atau tangki. Sensor ini bekerja berdasarkan prinsip gerakan pelampung (float) yang akan naik atau turun mengikuti perubahan tinggi permukaan cairan. Pergerakan pelampung tersebut kemudian digunakan untuk mengubah kondisi kontak listrik di dalam sensor.
Secara umum, float switch terdiri dari sebuah pelampung yang berisi magnet permanen dan sebuah sakelar (reed switch) yang berada di dalam batang sensor. Ketika permukaan cairan naik, pelampung ikut naik dan medan magnet dari pelampung akan mengaktifkan reed switch sehingga kontak listrik berubah dari kondisi terbuka (Normally Open) menjadi tertutup (Normally Closed), atau sebaliknya. Perubahan kondisi kontak inilah yang dimanfaatkan sebagai sinyal keluaran sensor.
Float switch biasanya menghasilkan keluaran sinyal digital, yaitu logika HIGH atau LOW, sehingga sangat mudah diintegrasikan dengan rangkaian kontrol digital seperti gerbang logika, counter dan mikrokontroler. Karena prinsip kerjanya sederhana, sensor ini memiliki tingkat keandalan yang tinggi dan relatif tahan terhadap kondisi lingkungan yang keras, seperti kelembapan atau cairan kental.
Karakteristik Sensor Float Switch
-
Prinsip Kerja Mekanis
Float switch bekerja berdasarkan pergerakan pelampung yang naik dan turun mengikuti tinggi permukaan cairan. Gerakan ini mengaktifkan atau menonaktifkan kontak sakelar di dalam sensor. -
Keluaran Digital (ON/OFF)
Sensor float switch menghasilkan sinyal keluaran berupa kondisi ON/OFF atau logika HIGH/LOW, sehingga mudah diintegrasikan dengan sistem kontrol digital. -
Memiliki Kontak NO dan NC
Float switch umumnya tersedia dalam konfigurasi Normally Open (NO) dan Normally Closed (NC), yang dapat dipilih sesuai kebutuhan sistem. -
Tidak Menghasilkan Nilai Kontinu
Sensor ini hanya mendeteksi level tertentu dan tidak memberikan nilai ketinggian cairan secara kontinu seperti sensor analog. -
Rentang Tegangan dan Arus Terbatas
Float switch hanya mampu menangani arus dan tegangan tertentu, sehingga pada aplikasi beban besar diperlukan relay atau rangkaian penguat. -
Respon Cepat terhadap Perubahan Level
Perubahan tinggi cairan langsung memengaruhi posisi pelampung sehingga sensor merespons dengan cepat. -
Konstruksi Sederhana dan Tahan Lama
Dengan sedikit komponen elektronik, float switch relatif awet dan memiliki umur pakai yang panjang. -
Mudah Dipasang dan Dipelihara
Sensor ini dapat dipasang secara vertikal maupun horizontal dan tidak memerlukan perawatan yang rumit. -
Tahan terhadap Lingkungan Basah
Float switch dirancang untuk bekerja pada lingkungan cairan sehingga tahan terhadap kelembapan dan cipratan air. -
Dipengaruhi oleh Kondisi Cairan
Akurasi kerja dapat terpengaruh oleh viskositas cairan, kotoran, atau endapan yang dapat menghambat pergerakan pelampung.
- LM35 adalah sebuah perangkat pengukur suhu yang memiliki keluaran berupa tegangan analog yang sebanding dengan suhu.
- Sensor ini memberikan tegangan keluaran dalam satuan Celcius (°C) dan tidak memerlukan rangkaian kalibrasi eksternal.
- Sensitivitas LM35 adalah sebesar 10 mV per derajat Celcius. Semakin tinggi suhu, maka semakin besar pula tegangan keluarannya. Sebagai contoh, tegangan keluaran sebesar 250 mV menunjukkan suhu 25°C.
- LM35 merupakan sensor dengan 3 kaki (terminal) yang digunakan untuk mengukur suhu lingkungan dengan rentang pengukuran dari −55°C hingga 150°C.
- LM35 menghasilkan keluaran suhu yang lebih presisi dibandingkan dengan keluaran sensor termistor.
- LM35 adalah sebuah perangkat pengukur suhu yang memiliki keluaran berupa tegangan analog yang sebanding dengan suhu.
- Sensor ini memberikan tegangan keluaran dalam satuan Celcius (°C) dan tidak memerlukan rangkaian kalibrasi eksternal.
- Sensitivitas LM35 adalah sebesar 10 mV per derajat Celcius. Semakin tinggi suhu, maka semakin besar pula tegangan keluarannya. Sebagai contoh, tegangan keluaran sebesar 250 mV menunjukkan suhu 25°C.
- LM35 merupakan sensor dengan 3 kaki (terminal) yang digunakan untuk mengukur suhu lingkungan dengan rentang pengukuran dari −55°C hingga 150°C.
- LM35 menghasilkan keluaran suhu yang lebih presisi dibandingkan dengan keluaran sensor termistor.
Karakteristik sensor LM35
1. Kalibrasi dalam Celcius. Alat ini peka terhadap suhu dengan faktor penskalaan linier antara tegangan dan suhu 10 mVolt/ºC dan dapat dikalibrasi langsung dalam derajat Celcius.
2. Akurasi 0,5 C pada suhu kamar.
3. Rentang -55C - 150C.
4. Bekerja dengan catu daya 4V-30V. 5. Tarik arus kurang dari 60A
6. Impedansi keluaran rendah 0,1W pada beban 1mA.
1. Kalibrasi dalam Celcius. Alat ini peka terhadap suhu dengan faktor penskalaan linier antara tegangan dan suhu 10 mVolt/ºC dan dapat dikalibrasi langsung dalam derajat Celcius.
2. Akurasi 0,5 C pada suhu kamar.
3. Rentang -55C - 150C.
4. Bekerja dengan catu daya 4V-30V. 5. Tarik arus kurang dari 60A
6. Impedansi keluaran rendah 0,1W pada beban 1mA.
Cara kerja sensor LM35
Dalam praktiknya, proses antarmuka sensor LM35 dapat dikatakan cukup sederhana. IC sensor LM35 memiliki tiga pin: Vs, Vout, dan pin ground. Dalam pengoperasiannya, pin Vs dihubungkan dengan tegangan suplai 4-20 volt, pin Ground dihubungkan ke ground, dan pin Vout merupakan keluaran yang menenggelamkan tegangan yang besarnya sesuai dengan suhu yang diterima.
Prinsip kerja termometer ini adalah menggunakan sensor suhu untuk mengubah suhu menjadi tegangan. Dengan kata lain, ia mengubah panas yang diserap oleh LM35 sebagai sensor suhu menjadi tegangan. Proses mengubah panas menjadi tegangan adalah karena adanya termistor PTC (koefisien suhu positif) di dalam LM35, termistor yang merasakan perubahan panas. Prinsip kerja PTC ini adalah resistansi meningkat seiring dengan kenaikan suhu. Semakin tinggi resistansi, semakin tinggi tegangan output.
Dalam praktiknya, proses antarmuka sensor LM35 dapat dikatakan cukup sederhana. IC sensor LM35 memiliki tiga pin: Vs, Vout, dan pin ground. Dalam pengoperasiannya, pin Vs dihubungkan dengan tegangan suplai 4-20 volt, pin Ground dihubungkan ke ground, dan pin Vout merupakan keluaran yang menenggelamkan tegangan yang besarnya sesuai dengan suhu yang diterima.
Prinsip kerja termometer ini adalah menggunakan sensor suhu untuk mengubah suhu menjadi tegangan. Dengan kata lain, ia mengubah panas yang diserap oleh LM35 sebagai sensor suhu menjadi tegangan. Proses mengubah panas menjadi tegangan adalah karena adanya termistor PTC (koefisien suhu positif) di dalam LM35, termistor yang merasakan perubahan panas. Prinsip kerja PTC ini adalah resistansi meningkat seiring dengan kenaikan suhu. Semakin tinggi resistansi, semakin tinggi tegangan output.
- Resistor
- Transistor
Ie = Ic + Ib
Keterangan :
Ie = Arus Emitter
Ic = Arus Collector
Ib = Arus Basis
Keterangan :
Ie = Arus Emitter
Ic = Arus Collector
- Emitter Bias
- Seven Segment
Seven segment merupakan bagian-bagian yang digunakan untuk menampilkan angka atau bilangan decimal. Seven segment tersebut terbagi menjadi 7 batang LED yang disusun membentuk angka 8 dengan menggunakan huruf a-f yang disebut DOT MATRIKS. Setiap segment ini terdiri dari 1 atau 2 LED (Light Emitting Dioda). Seven segment bisa menunjukan angka-angka desimal serta beberapa bentuk tertentu melalui gabungan aktif atau tidaknya LED penyususnan dalam seven segment.
Supaya memudahkan penggunaannnya biasanya memakai sebuah sebuah seven segment driver yang akan mengatur aktif atau tidaknya led-led dalam seven segment sesuai dengan inputan biner yang diberikan. Bentuk tampilan modern disusun sebagai metode 7 bagian atau dot matriks. Jenis tersebut sama dengan namanya, menggunakan sistem tujuh batang led yang dilapis membentuk angka 8 seperti yang ditunjukkan pada gambar di atas. Huruf yang dilihatkan dalam gambar itu ditetapkan untuk menandai bagian-bagian tersebut.
Dengan menyalakan beberapa segmen yang sesuai, akan dapat diperagakan digit-digit dari 0 sampai 9, dan juga bentuk huruf A sampai F (dimodifikasi). Sinyal input dari switches tidak dapat langsung dikirimkan ke peraga 7 bagian, sehingga harus menggunakan decoder BCD (Binary Code Decimal) ke 7 segmen sebagai antar muka. Decoder tersebut terbentuk dari pintu-pintu akal yang masukannya berbetuk digit BCD dan keluarannya berupa saluran-saluran untuk mengemudikan tampilan 7 segmen.
Tabel Pengaktifan Seven Segment Display
Setiap segmen akan menyala ketika kaki katodanya diberi logika LOW (0), sehingga arus listrik mengalir dari anoda menuju katoda. Oleh karena itu, seven segment common anoda bekerja dengan prinsip aktif rendah (active low).
Seven segment jenis ini umumnya digunakan bersama IC driver 74LS47, karena keluaran IC tersebut juga bersifat aktif rendah dan dirancang khusus untuk mengendalikan seven segment common anoda. Untuk melindungi LED, setiap segmen harus dihubungkan dengan resistor pembatas arus.
- BCD adalah sistem pengkodean di mana setiap digit desimal (0-9) direpresentasikan menggunakan empat digit biner.
- Misalnya, angka desimal
5dalam BCD adalah0101, dan angka9adalah1001.
- Tugas utama IC decoder adalah mengambil input BCD ini melalui empat pin masukan (biasanya diberi label A, B, C, D) dan mengaktifkan output yang benar.
- Ada tujuh pin keluaran (biasanya diberi label a, b, c, d, e, f, g), masing-masing sesuai dengan satu segmen fisik pada layar.
- Common Cathode (Katoda Bersama): Semua katoda (pin negatif) dari LED dihubungkan menjadi satu pin umum yang terhubung ke ground (0V). Untuk menyalakan segmen, IC harus memberikan output HIGH (logika 1 atau tegangan positif).
- Contoh IC: 74LS48 atau CD4511.
- Common Anode (Anoda Bersama): Semua anoda (pin positif) dari LED dihubungkan menjadi satu pin umum yang terhubung ke VCC (tegangan positif). Untuk menyalakan segmen, IC harus memberikan output LOW (logika 0 atau ground).
- Contoh IC: 74LS47.
Gerbang AND merupakan salah satu gerbang logika dasar dalam sistem digital yang berfungsi untuk menghasilkan keluaran berdasarkan operasi logika perkalian (AND). Gerbang AND memiliki dua atau lebih masukan dan satu keluaran. Keluaran gerbang AND akan bernilai logika HIGH (1) hanya jika semua masukan bernilai HIGH (1). Jika salah satu atau seluruh masukan bernilai LOW (0), maka keluarannya akan bernilai LOW (0).
Gerbang AND banyak digunakan dalam rangkaian digital sebagai pengendali kondisi, seperti sistem pengaman, sistem kontrol, dan rangkaian keputusan, di mana suatu keluaran hanya aktif ketika seluruh syarat terpenuhi.
Simbol dan Tabel Kebenaran Gerbang AND (AND Gate)
5. Percobaan [Kembali]















Komentar
Posting Komentar